Radar Batas Kumpulan Berita dan Informasi dari berbagai sumber yang terpercaya
Pasar komputasi tepi diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 19,9% antara sekarang dan 2025. Bisnis secara agresif menyebarkan perangkat Internet of Things (IoT) di tepi jaringan dan bisnis mereka, di tempat tinggal pelanggan dan di bidang. Perangkat ini mengirim, menerima, dan memproses data.
Serangan IoT menyebabkan perusahaan memikirkan kembali arsitektur pemrosesan TI mereka, yang hingga saat ini tetap fokus pada sentralisasi data dan pemrosesan. Pertanyaan yang paling sering muncul dalam organisasi adalah, apakah Kamu berencana mengalihkan sebagian pemrosesan Kamu ke tepi?
“Teknologi seperti AR (augmented reality), VR (virtual reality) dan kendaraan otonom sedang berkembang,” kata Kurt Michel, SVP dari Veea, penyedia infrastruktur edge. “Jika bisnis dan konsumen menginginkan ketanggapan waktu nyata untuk teknologi ini, mereka perlu menemukan cara untuk memindahkan pemrosesan dari inti perusahaan ke tepi.”
Arah perusahaan saat ini adalah mengalihkan lebih banyak pemrosesan atau setidaknya preprocessing hingga batasnya. Ini membantu mengurangi bandwidth dan kebutuhan jaringan. Dengan cara ini, data dapat ditransfer ke repositori data pusat yang terletak secara internal atau di cloud di lain waktu, ketika bandwidth dan sumber daya jaringan lainnya lebih tersedia.
Fokus pada kapan harus memindahkan data ini terutama tentang logistik kapan harus memindahkan data, tetapi gelombang penerapan edge berikutnya serta perencanaan dan pemrosesan data cenderung berfokus pada cara mendapatkan dan memproses data untuk nilai bisnis dari semua IoT ini.
Dalam beberapa kasus, nilai bisnis data paling baik diperoleh saat IoT menerima, memproses, dan menyimpan data sendiri, tanpa mengirimkan data. Dalam kasus lain, perusahaan ingin data IoT digabungkan dengan data dari sistem bisnis inti lainnya sehingga mereka dapat mendukung teknologi holistik seperti AI dan analitik.
Terlepas dari pilihan arsitektur TI perusahaan untuk edge / IoT dan komputasi inti terpusatnya, kemampuan untuk memadukan dan mencocokkan berbagai data dan pemrosesan distribusi untuk hasil bisnis akan menjadi tujuan penting.
“Salah satu cara kami mengatasi kebutuhan untuk memproses lebih banyak data secara langsung di edge dalam arsitektur data baru ini adalah melalui proses yang kami sebut Edge as a Service (EaaS),” kata Michel. “Dengan Edge as a Service, perusahaan dapat mulai membuka layanan untuk pemrosesan, penyimpanan data, dll., Tepat di edge. Perusahaan dapat membangun pusat data” mikro “yang hanya berjarak satu hop atau lebih. Dua jarak dari tempat data Penerapan ini memungkinkan penggunaan bandwidth yang lebih efektif dan juga dapat diskalakan untuk mendukung banyak perangkat IoT dan titik pengumpulan data.
Berikut adalah contoh aksi EaaS: Di Korea, Seongnam Cultural Foundation menggunakan AR untuk melibatkan dan mendidik pengunjung saat mereka belajar tentang kehidupan dan semangat 100 aktivis Korea yang penting secara historis. Yayasan tersebut melakukan ini dengan menjalankan AR pada platform EaaS sehingga pengunjung dapat melihat dan mendengar karakter animasi 3D di ponsel cerdas mereka saat mereka bergerak melalui pameran. Teknologi di balik AR terdiri dari node tepi pintar yang menggabungkan akses ke hotspot Wi-Fi dengan pemrosesan dan penyimpanan server lokal. Teknologi terhubung dengan smartphone pengunjung.
“Selama bertahun-tahun, kami telah melihat ayunan pendulum antara komputasi terpusat dan terdistribusi,” kata Michel. “Jadi apa yang kami lihat dengan EaaS sekarang bukanlah hal baru. Ini hanyalah ayunan dalam pendulum dari pemrosesan terpusat ke lebih banyak pemrosesan di edge yang menyesuaikan kembali keseimbangan antara data dan pemrosesan. Yang kami sentralisasi dan distribusikan. Sekarang , dengan hadirnya 5G, akan ada lebih banyak dorongan untuk mengimplementasikan AR, VR, dan teknologi bandwidth tinggi lainnya.Melihat EaaS adalah salah satu cara TI untuk mempersiapkan hal ini.
